Sleman. Jumat, 11 November 2022 merupakan hari istimewa bagi Kalurahan Pandowoharjo Kapanewon Sleman, Sleman, Yogyakarta. Hari itu merupakan hari jadinya yang ke-76. Dalam memperingati hari bersejarah itu, berbagai acara digelar dengan mengusung kearifan ragam budaya daerah.
Pertama terjadi dalam sejarah, lurah berikut aparat terkait mengizinkan diselenggarakannya Misa suci peringatan hari ulang tahun kalurahan. Paroki Santo Yohanes Paulus II Brayut pun mendapatkan tampuk atau mandat untuk menyelenggarakan Misa suci dengan melibatkan Kevikepan Jogja Barat. Misa dilaksanakan pada tanggal Sabtu, 19 November 2022 dan mengambil tempat di Gedung Graha Amarta yang letaknya berdampingan dengan gedung Kalurahan Pandowoharjo, Sleman.
Misa dimulai pada pukul 17.00 tepat dan diawali dengan perarakan bregada pengantar imam, putra altar, lektor, dan prodiakon menuju altar. Kurang lebih 500 umat Katolik se-Pandowoharjo dengan khidmat dan khusyuk mengikuti Misa konselebrasi yang dipimpin oleh Rm. Benediktus Hanjar Krisnawan, Pr serta Vikep Jogja Barat, Rm. A.R. Yudono Suwondo, Pr.
Rm. Wondo mengimbau agar seluruh umat Katolik di Pandowoharjo bisa manjing ajur-ajer dalam kegiatan bermasyarakat. Umat diharapkan menyatu dalam seluruh lapisan masyarakat dan golongan tanpa memandang dari sisi mana pun juga.
Dalam acara tersebut, hadir pula Danang Miharsa selaku Wakil Bupati Sleman, Sri Haryani dari DPRD Kabupaten Sleman, dan Catur Sarjumiharta selaku Lurah Pandowoharjo.
Catur secara singkat menjelaskan sejarah berdirinya serta pihak-pihak yang berjasa dan turut andil dalam berdirinya Kalurahan Pandowoharjo sejak 1946 hingga saat ini. Sejarah tersebut divisualisasikan melalui teaterikal Praja Panca Manunggal dari kelompok bregada Mancasan Kleben Pandowoharjo yang mengisahkan tentang bergabungnya lima kalurahan lama, yaitu Brayut, Sawahan, Majegan, Tlacap, dan Jabung. Bergabungnya lima kalurahan lama ini mendasari nama Pandowoharjo. Pandowo artinya lima, Harjo artinya bergabung atau sejahtera.
Sebuah kebanggaan bahwa Kelurahan Pandowoharjo mendapatkan predikat sebagai Desa Mandiri Budaya sejak tahun 2020. Catur pun bangga dan mengakui bahwa semua ini atas kerja sama masyarakatnya. Sebagai bentuk apresiasi, Catur menerima sebuah pin dari Kementerian Desa sebagai pemegang peringkat tertinggi desa mandiri budaya.
Catur mengungkapkan bahwa Kalurahan Pandowoharjo mempunyai filosofi penting, yaitu “Pandowoharjo Holopis Kuntul Baris” yang berarti bersatu padu dan bekerja sama dalam hidup bermasyarakat.
Sementara itu, Danang Maharsa dalam sambutan singkatnya mengungkapkan alasan mengapa pada era kepemimpinan Presiden Soekarno Masjid Istiqlal Jakarta dibangun bersebelahan dengan Gereja Katedral. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan bentuk toleransi antarumat beragama agar selalu berdampingan dalam kehidupan, saling menghormati, dan saling memahami sebagai upaya mempertahankan negara yang berlandaskan Pancasila.
Melalui ulasan tersebut, Danang juga berharap, desa Pandowoharjo bisa lebih maju, gemah ripah loh jinawi, panjang umur, dan sejahtera di masa-masa mendatang.
Genoveva Dian
Keterangan foto: Pemotongan tumpeng oleh Lurah Pandowoharjo dan diberikan kepada Wakil Bupati Sleman.
127 Views
0 comments