Tegal. Ziarah dan rekreasi lingkungan St. Angela Merici dan St. Timotius Paroki Santo Paulus Paroki Pringgolayan, Banguntapan, D.I. Yogyakarta di Gua Maria Ratu Besokor Weleri, Tegal pada Minggu, 26 Juni 2022 merupakan momen yang berharga bagi para umat dari dua lingkungan tersebut pasca-Covid-19.
Gua Maria Ratu Besokor (GMRB) dipilih sebagai destinasi karena tidak hanya menyajikan wisata religi dan budaya, tetapi juga menyuguhkan eksotisme alam. Pesona GMRB memberi ruang perjumpaan antara peziarah dan Keuskupan Agung Semarang (KAS) serta Purwokerto. Salah satu pengurus gua menyatakan, sejak Covid-19 melanda, GMRB hampir tidak ada pengunjungnya. “Kami juga kurang tenaga untuk merawatnya,” tambahnya.
Menurut sejarahnya, GMRB tak dapat dipisahkan dari Paroki St. Martinus Weleri-Kendal yang masuk wilayah KAS. Dusun Besokor, salah satu lingkungan di Paroki St. Martinus Weleri yang berjarak 3 kilometer ke arah selatan, merupakan kawasan berbukit. Dusun Besokor semula adalah dusun yang sangat miskin, sebagian penduduknya bekerja sebagai buruh tani atau buruh perkebunan. Karena kemiskinannya inilah, Keuskupan Agung Semarang (KAS) pada tahun 1966 menugaskan Rm. Danu Wijoyo, Rm. Knettsc SJ, Rm. Suto Panitro SJ, dan tiga orang bruder rasul mengembangkan karya KAS di bidang pertanian yang kala itu diidentikan dengan kaum lemah. Rm. Danu mendampingi karya bruder-bruder rasul. Para bruder dan imam ini menempati tanah perkebunan seluas kurang lebih 11 hektare yang dibeli sejak tahun 1959 dari keluarga Sayers asal Dusun Besokor.
Dalam kesempatan ziarah ke GMRB, Unar sebagai mantan Ketua Lingkungan St. Angela Merici mengungkapkan bahwa ziarah kali ini lebih bermakna dengan nuansa kebersamaan dan keakraban. Ada saling rindu kebersamaan. “Itu karena lamanya pandemi atau karena dulu kami ini berasal dari satu lingkungan yang dimekarkan. Sekarang, kita bisa ziarah bersama,” tuturnya.
“Ya, Lingkungan Timotius adalah pemekaran dari lingkungan St. Angela,” sambung Agung, Ketua Lingkungan St. Timotius. “Maka, saat ini kami bersatu dan berjalan bersama melalui ziarah.”
Agung pun menambahkan, “Saya baru pertama kali merasakan momen seperti ini. Biasanya kalau ziarah tidak pakai Misa. Selain itu, saya bisa lebih dekat secara emosional dengan warga Lingkungan Timotius. Sebagai ketua lingkungan, itu sangat penting. Selama dalam perjalanan, saya lebih bisa mengenal secara dekat pribadi-pribadi di lingkungan. Ini menjadikan semangat buat saya untuk melayani umat lingkungan.”
Senada dengan Agung, Ketua Lingkungan St. Angela Merici, Raharjo, ikut berkomentar dengan nada humanis, “Saya sangat senang dan bahagia dengan acara kerohanian ini. Akibat pandemi selama dua tahun lebih, kita ibarat terkurung terus dalam rumah. Kontak sosial terbatas, membuat stres. Inilah saatnya kita bergembira bersama umat, yang sudah dimekarkan bisa bersatu lagi.”
Sementara itu, Rm. Sapto Margono, Pr mengungkapkan, “Saya senang dengan umat sekalian. Jauh-jauh dari Yogyakarta mau ziarah ke sini. Padahal, di sana banyak tempat ziarah yang bagus. Perjalanan rohani kalian sangat tepat dengan kegembiraan KAS yang hari ini merayakan HUT ke-82. Penziarahan iman umat KAS pun sudah begitu pesat. Buktinya, KAS punya banyak umat dan gua Maria.”
Br. Flavianus Ngardi MTB
148 Views
0 comments