Yogyakarta. Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung Semarang, meresmikan lahirnya Perkumpulan Profesional dan Usahawan Katolik (PUKAT) Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) serta melantik pengurusnya (periode 2022 – 2025) di Gereja Katolik Kristus Raja, Baciro, Yogyakarta, Jumat, 29 April 2022.
Berdirinya PUKAT Kevikepan DIY merupakan kerinduan pengurus PUKAT Keuskupan Agung Semarang (KAS) mengenai terbentuknya PUKAT di Kevikepan Jogja Timur dan Kevikepan Jogja Barat supaya ada sebuah wadah dan jejaring untuk para profesional dan usahawan Katolik di Yogyakarta. Sementara itu, fungsi dan peran PUKAT Kevikepan DIY adalah mengajak semua anggotanya untuk aktif berkarya bagi Gereja serta umat setempat.
PUKAT pada dasarnya lahir dari rasa syukur para pendirinya terhadap semua karunia dari Tuhan sehingga mereka semua, para pendiri, diberikan kesehatan dan rezeki yang cukup. Oleh sebab itu, sebagai rasa syukur, para profesional dan usahawan ini membentuk PUKAT untuk berkarya bagi Gereja dan umat di seluruh Indonesia.
Saat melantik pengurus PUKAT Kevikepan DIY, Mgr. Rubi berharap semoga mereka dapat memanfaatkan pengetahuan dan talentanya serta bekerja sama untuk menunaikan tugasnya dengan semangat cinta kasih dan pengabdian seperti Kristus yang datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani.
“Kalau bicara mengenai kemampuan, apa yang bisa kita berikan, mungkin kita bisa keder di awal. Namun, tekad dan kemauan menjadi modal dasar kita untuk memberikan pelayanan yang terbaik,” ujar Mgr. Rubi.
Sementara itu Ketua PUKAT Nasional, Robert Hadi, mengucapkan profisiat atas diresmikannya PUKAT Kevikepan DIY dan pelantikan kepengurusannya. Ia berharap semoga makin banyak karya dan karsa yang dapat membawa damai dan sejahtera bagi Gereja dan bangsa menuju Indonesia maju.
Robert Hadi menyambut baik dan bersyukur atas berdirinya PUKAT Kevikepan DIY di gereja Kristus Raja Baciro Yogyakarta ini. “Kami semua anggota Profesional dan Usahawan Katolik di mana pun, bukan hanya yang berada di Yogyakarta atau Keuskupan Agung Semarang saja, menyambut baik atas kehadiran dan dilantiknya pengurusnya,” sambutnya.
Ia menambahkan, dengan makin banyak yang terlibat di dalam menjalankan visi dan misi (tujuan dan tugas perutusan) PUKAT, akan menunjang terwujudnya masyarakat adil dan makmur selaras dengan cita-cita bangsa Indonesia tercinta. Hal ini akan makin selaras dengan Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang yang merupakan reksa pastoral Bapa Uskup Agung Semarang.
Selanjutnya, Agustinus Willy Sudjono, Ketua PUKAT Kevikepan DIY sekaligus ketua panitia acara pelantikan, bersyukur dan berharap semoga para profesional dan usahawan Katolik di Yogyakarta makin bisa menjadi berkat dalam bidang-bidang yang sesuai dengan profesi dan usaha mereka. Willy memaparkan, PUKAT Kevikepan DIY saling memberkati antaranggota dalam hal perekonomian serta membantu Gereja dalam hal perekonomian maupun bidang-bidang yang sesuai atau dimiliki oleh para anggota PUKAT.
“Secara konkret semoga anggota PUKAT Kevikepan DIY makin bisa membantu umat dan masyarakat secara khusus seperti dalam bidang pendidikan, hukum, konstruksi, arsitek, kesehatan, bisnis, dan lain sebagainya,” terang Willy Sudjono.
Lebih lanjut Willy Sudjono juga mengatakan PUKAT Kevikepan DIY akan terlibat dalam gerak Gereja dan pengembangan ekonomi kaum muda di era 4.0, salah satunya dengan cara membantu memanfaatkan aset-aset Gereja yang selama ini tidak atau kurang produktif untuk diupayakan supaya bisa memberi manfaat bagi banyak pihak.
PUKAT juga akan membantu Gereja dalam hal pengelolaan usaha, perekonomian, dan perpajakan. Dengan uluran tangan PUKAT ini, diharapkan Gereja dan seluruh organisasi di dalamnya, termasuk serikat atau tarekat yang ada, bisa makin mandiri secara ekonomi sehingga makin bisa melayani dengan lebih baik dan makin bisa menjadi berkat bagi umat.
PUKAT Kevikepan DIY juga siap berjejaring dan membantu usaha masing-masing serta memberikan training dan pelatihan yang berhubungan dengan usaha dan perekonomian. Selain itu, PUKAT Kevikepan DIY juga memberikan dukungan kepada dunia pendidikan di bawah Gereja atau organisasi di dalamnya dalam bentuk kolaborasi dalam usaha baik secara pribadi maupun secara crowd funding.
Willy Putranta, Slamet Riyadi
159 Views
0 comments