Kamis, 25 November 2021, Rama Adrianus Suyadi SJ memaparkan 4 Orientasi Karya Kerasulan Universal Serikat Yesus. Istimewanya, pemaparan tersebut disampaikan kepada rekan-rekan lintas agama. Pertemuan virtual itu merupakan bagian akhir dari acara pengenalan Spiritualitas Ignatian untuk rekan-rekan lintas agama.
Menjelang akhir program tertiat 2021, para peserta diundang untuk berkontemplasi membagikan kegembiraan proses tertiat. Muncullah kerinduan untuk membagikan Spiritualitas Ignatian kepada banyak orang, termasuk kepada rekan-rekan lintas agama. Selain itu, acara ini diharapkan dapat juga menjadi bagian dari momen peringatan 500 Pertobatan Santo Ignatius Loyola.
Sebelumnya, 8 Juli 2021, pukul 19.30, dimulailah perjumpaan virtual Pengenalan Spiritualitas Ignatian untuk rekan-rekan lintas agama. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka peringatan 500 tahun pertobatan Santo Ignatius Loyola, pendiri Serikat Yesus. Rama Eduardus Didik Chahyono SJ menjelaskan, “Acara ini diikuti oleh 40 peserta non-Katolik dan 45 orang beragama Katolik serta sejumlah anggota Serikat Yesus. Seluruh peserta merupakan pribadi-pribadi yang memiliki perhatian besar pada jalinan persaudaraan dan kerja sama lintas agama.”
Perjumpaan virtual ini bukan webinar semata seperti pada umumnya. Lebih dari itu, perjumpaan virtual Pengenalan Spiritualitas Ignatian ini juga diharapkan dapat makin mempererat kebersamaan dan kerja sama rekan-rekan lintas agama. Rama Didik memaparkan, “Spiritualitas merupakan semangat hidup yang didasarkan pada relasi pribadi seseorang dengan Tuhan pencipta. Relasi pribadi ini akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap Sang Pencipta, dunia dan segala makhluk ciptaan.Contohnya, bila seseorang merasakan pengalaman dicintai oleh Tuhan, maka seseorang itu akan memandang dunia ini sebagai anugerah yang harus disyukuri dan dijaga. Termasuk ketika seseorang itu memandang sesamanya.”
Pengalaman dikasihi ini akan mendorongnya untuk mengasihi sesama dan seluruh makhluk ciptaan,” lanjut Rama Didik. “Dengan demikian, Spiritualitas Ignatian merupakan semangat hidup yang dimiliki oleh Santo Ignatius terkait pengalaman batinnya dengan Tuhan Sang Pencipta. Pengalaman batin ini mengobarkan dirinya untuk mengabdi Tuhan dan mencintai manusia demi keselamatan jiwa-jiwa.”
Sementara itu, Rama Mutiara Andalas SJ menceritakan pengalaman Ignatius saat bertemu dengan orang Moor (Islam). Bagi kebanyakan orang Spanyol waktu itu, berbincang dengan orang Moor (Islam) sangat jarang terjadi. Tetapi Ignatius bersedia berbincang meski isi perbincangannya menyinggung soal Bunda Maria. Perbedaan pandangan ini menyebabkan suasana hati Ignatius tidak nyaman. Berkat bimbingan Roh Kudus melalui seekor keledai, Ignatius membiarkan orang Moor itu pergi dan tidak bertindak negatif.
Pendeta Kristen Rahmat Rajagukguk bertanya, “Bagaimana seseorang dapat belajar dari sosok orang lain, meski memiliki perbedaan? Tak jarang seseorang enggan untuk belajar dari orang lain karena dipengaruhi emosi-emosi yang ada.”
Pastor Suryonugroho, Diosesan, menceritakan pengalamannya berinteraksi dengan seorang Muslim yang murah hati. Meski memiliki keyakinan yang berbeda, Rama Suryo belajar keutamaan hidup untuk bersikap murah hati pada orang lain.
Perjumpaan virtual pada pertemuan pertama ini berlangsung penuh persahabatan. Sejumlah peserta bertanya jawab dan berbagi pengalaman hidup. Tak terasa waktu berjalan melebihi dari rencana semula. Dari 100 pendaftar, 75 orang bertahan hingga selesai.
Hal lain yang mengesankan dan membanggakan adalah ketika Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Keuskupan Agung Semarang, dan Provinsial Serikat Yesus Provinsi Indonesia, Rama Benediktus Hari Juliawan SJ, berkenan memberi sambutan pembuka dan menemani proses perjumpaan virtual tersebut.
Mgr. Robertus Rubiyatmoko menekankan tiga hal dari spiritualitas Ignatian, yaitu pentingnya Persiapan (preparasi) atas segala sesuatu yang akan dikerjakan. Kedua adalah Pelaksanaan yang dikerjakan semaksimal mungkin. Ketiga adalah Refleksi atas keseluruhan hal yang telah dikerjakan.
Sementara itu Rama Beni, panggilan akrab Rama Provinsial SJ, mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan lintas agama yang berkenan menimba inspirasi orang suci dari agama Katolik. Hal ini merupakan bentuk dialog antaragama yang nyata. Istimewa juga, doa pembukaan acara ini dipimpin oleh Kiai Muhammad Abdul Qodir dan doa penutup dibawakan oleh Samaneri Theranimmala
Acara ini berlangsung berkat kerja sama para nostril Serikat Yesus, Tim Kerja Pelayanan Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Paroki St. Theresia Bongsari, Tim komunikasi Serikat Yesus Provinsi Indonesia, dan Komunitas Persaudaraan Lintas Agama Kota Semarang.
Rata-rata yang hadir dalam pertemuan virtual tersebut di kisaran 40-50 peserta. Meski mengalami penurunan, tetapi kita pantas bersyukur sejumlah rekan lintas agama yang belum pernah berkarya di institusi Serikat Yesus berkenan untuk mengenal dan belajar spiritualitas Ignatian. Perjumpaan virtual tersebut dilaksanakan Juli-Nopember 2021 (dua kali pertemuan dalam sebulan, setiap Kamis minggu kedua dan Kamis minggu keempat). Sarana pertemuan menggunakan Zoom.
152 Views
0 comments