Dalam rangka merayakan 90 tahun Bruder Karitas di Indonesia sekaligus penutupan bulan Rosario, TK-SD-SMP KARITAS Ngaglik, Sleman menandainya dengan kegiatan ziarah dan bakti lingkungan di kompleks Gua Maria Jatiningsih, Paroki Klepu pada Sabtu, 26 Oktober 2019. Kegiatan ziarah ini berbeda muatan isinya, yakni bukan hanya Doa Rosario dan Perayaan Ekaristi, tetapi sebelumnya didahului dengan kerja bakti Pungut, Pilah, dan Kumpulkan Sampah (P2KS) di kompleks Goa Maria.
Setelah Perayaan Ekaristi dan Doa Rosario selesai, para peziarah dibagikan ratusan bibit tanaman sayuran yang telah disemai para murid. Beberapa tanaman bunga dan puluhan bibit tanaman keras yang dibawa para guru dan orang tua murid diserahkan kepada pengurus Gua Maria agar kelak dapat menambah semarak dan kerindangan kompleks gua itu.
Semua bibit tanaman tersebut telah dimohonkan berkat Tuhan dalam Perayaan Ekaristi bertema “Bersama Bunda Maria, TK-SD-SMP KARITAS Ngaglik Sleman Mensyukuri dan Melestarikan Lingkungan Hidup”.
Rangkaian kegiatan ini sebenarnya sudah dimulai sejak Agustus 2019 dengan penunjukan SD KARITAS untuk menjadi sekolah Adiwiyata. Dalam Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN), September 2019, tema yang sama diangkat untuk menggerakkan kepedulian terhadap lingkungan hidup.
Dalam khotbahnya, Rm. Toni, CSs.R menekankan sikap rendah hati Bunda Maria yang perlu kita teladani. Rendah hati (humble) sesungguhnya berasal dari bahasa Latin “humus”, yang berarti tanah. Apabila kita mempunyai semangat rendah hati, maka kita pun harus mencintai tanah. Tindakan nyata mencintai tanah adalah tidak membiarkan tanah sekitar kita ini mati tetapi tetap hidup. Tanah yang hidup adalah tanah yang di atasnya dipenuhi dengan aneka macam tumbuhan, baik tumbuhan berbiji atau berbuah, maupun yang tidak berbiji dan berbuah tetapi bermanfaat sebagai pelindung.
Tumbuh-tumbuhan menjadi pelindung dari panas terik matahari, pelindung sumber air, penjaga kestabilan cuaca, dan sebagainya. Pesan Kitab Kejadian bahwa Allah memerintahkan manusia untuk “menaklukkan bumi dan segala mahkluk di dalamnya” tidak berarti bahwa manusia dapat serakah mengeksploitasi sehabis-habisnya untuk kesenangan manusia sendiri, tetapi lebih bermakna bila manusia dapat menjadi “rekan sekerja Allah” dalam memelihara atau melestarikannya.
Oleh sebab itu, kegiatan anak-anak KARITAS mengolah sampah dan menanam bagus sekali. Jangan sampai kegiatan itu berhenti kini dan di sini, tetapi juga untuk masa-masa mendatang tetap dilakukan baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun masyarakat sekitar.
Br. Albertus FC
471 Views
0 comments